Banyaknya Sampah yang Menjadi Permasalahan Lingkungan di Indonesia
Banyaknya Sampah yang Menjadi Permasalahan Lingkungan di Indonesia
Banyaknya Sampah yang Menjadi Permasalahan Lingkungan di Indonesia
Pendahuluan
Membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu upaya untuk menjaga lingkungan karena membuang sampah pada tempatnya sering kali di anggap hal yang sepele oleh kebanyakan orang di karenakan kurangnya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri untuk menjaga lingkungan. Selain itu membuang sampah sembarangan dapat menggangu ekosistem lingkungan. Oleh karena itu sampah harus di tangani dengan benar dan tepat agar tidak mencemari dan mengotori lingkungan, untuk itu membuang sampah pada tempatnya perlu diajarkan sejak kecil agar anak-anak terbiasa dan akan memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan.
Tetapi kenyataannya, di Indonesia banyak sekali masyarakat yang tidak sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan perlunya sikap bijak dalam mengolah sampah. Sampah di Indonesia merupakan problematika utama yang semakin tahun semakin berkembang. Banyak sekali program pemerintah yang diadakan agar masyarakatnya membuang sampah pada tempatnya, tetapi masyarakat itu tetap saja tidak sadar akan hal tersebut dan justru malah cenderung membiarkan jika banyak sampah yang berserakan. Untuk itu pada esai kali ini saya akan membahas tentang banyaknya sampah yang menjadi masalah di Indonesia.
Pembahasan
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengimplementasian etika dalam kehidupan dapat dilakukan dalam semua aspek, salah satunya yaitu beretika yang baik terhadap lingkungan yang dapat menjaga keberlangsungan lingkungan dengan baik. Etika lingkungan (etika ekologi) adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama.(Keraf Sonny :2012)
Untuk mencegah terjadinya bencana alam, maka perlu langkah strategis dan berkesinambungan. Salah satu langkah strategis dan berkesinambungan yang dimaksud adalah pendidikan. Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat untuk internalisasi dan transformasi keyakinan, nilai, pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan khusus tentang lingkungan lebih dikenal dengan pendidikan lingkungan hidup (PLH). Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sejak tahun 1984 menetapkan bahwa penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam kurikulum tahun 1984 dengan memasukkan materi kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam semua mata pelajaran pada tingkat menengah umum dan kejuruan. Pada kurikulum tahun 2006 (KTSP) pendidikan lingkungan hidup selain terintegrasi ke mata pelajaran lain, juga diberikan peluang menjadi pelajaran tersendiri melalui mata pelajaran muatan lokal (mulok). (Azhar, M. Djahir Basyir, Alfitri).
Permasalahan sampah di Indonesia ini disebabkan oleh banyak hal. Hal-hal yang menyebabkan orang membuang sampah sembarangan yaitu kurangnya fasilitas kebersihan yang seharusnya tersedia, misalnya di tempat-tempat umum. Hal ini kemudian menjadi alasan bagi masyarakat untuk membuang sampah sesuka hatinya karena tidak menemukan tempat sampah. Kemudian kurangnya peran pemerintah dalam menangani masalah ini juga menjadi salah satu faktor. Sebenarnya pemerintah sudah mempunyai aturan tentang pengelolaan sampah, seperti UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan Peraturan menteri dalam negeri No 33 Tahun 2010 tentang pengelolaan persampahan. Namun realita yang terjadi aturan-aturan ini tidak banyak mengubah keadaan. Pencemaran sungai dan laut akibat sampah, sampah yang berserakan di tempat-tempat umum, dan lain sebagainya sepertinya tidak berkurang.
Selain itu faktor yang menyebabkan masyarakat membuang sampah sembarangan adalah dipengaruhi oleh sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa. Membuang sampah sembarang barangkali sudah mereka anggap sebagai folkways atau kebiasaan baik, sehingga mereka dengan gampang saja untuk membuang sampah sembarangan ke mana pun dan di mana pun mereka mau.
Faktor selanjutnya yang memengaruhi orang membuang sampah sembarangan yaitu norma dan lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus atau bahkan ditempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Perlu di ingat, cara seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan imitasi dan sebagain besar masyarakat belajar suatu perilaku atau imitasi.
Sebenarnya kebiasaan membuang sampah sembarangan akan mengakibatkan banyak hal buruk seperti bencana alam. Bencana alam yang terjadi akibat kebiasaan buruk manusia yang suka membuang sampah sembarangan adalah banjir. Contoh banjir yang sering kita dengar yaitu di ibukota Jakarta, dimana setiap tahunnya menjadi daerah langganan banjir. Banjir di ibukota Jakarta dimana daerah Jakarta memang sudah menjadi kawasan rawan banjir. DKI Jakarta dinilai bukan karna aktifitas manusianya yang tidak bertanggung jawab dengan ligkungan melainkan bentuk fisik dari permukaan daerah DKI Jakarta sendiri yang memiliki bentuk geologi yang cekung dan menadi pusat air. Cekungan air tersebut menjadi daerah bajnir yang terjadi, sungai yang berada di daerah DKI Jakarta tidak dapat mengalir menuju laut yang disebabkan oleh cekungan banjir tersebut menghalangi jalannya air sungai menuju laut (Harsono, 2013). Dengan keadaan fisik yang seperti itu ditambah masyakarat daerah DKI Jakarta yang sudah timpang tidih memenuhi ibu kota, yang menjadi penyebab sampah di daerah DKI Jakarta sangat banyak dan susah untuk ditanggulangi. Oleh karenanya, masyarakat daerah DKI Jakarta harus sadar betul apa yang harus dilakukan dalam menanggulangi masalah banjir.
Masalah geologi yang sudah dihadapi oleh DKI Jakarta dipertambah dengan masalah masyarakatnya yang selalu tidak mempedulikan sampah akan membuat daerah DKI Jakarta akan hilang dengan seiringnya waktu. Keadaan fisik geologi DKI Jakarta yang dapat dikatakan merupakan cekungan banjir dan menjadi pusat cekungan tersebut akan mengalami pergeseran permukaan yang semakin lama menuju kedaerah laut. Oleh karenanya, pembangunan di daerah DKI Jakarta juga merupakan faktor yang penting dalam permasalahan banjir sendiri. Pembangunan yang berada di daerah DKI Jakarta dapat dikatakan lebih banyak menimbukan dampak bagi masyarakat sekitar yang ada dengan tidak mempedulikan lingkungan fisik daerah DKI Jakarta. Dalam menanggulangi banjir didaerah DKI Jakarta bukan hanya masyarakat melaikan terdapat pihak pemerintah ataupun swasta yang memiliki.
Ketika banjir telah terjadi, efek dari banjir itu sendiri pastinya akan berdampak bagi manusia. Setelah hal seperti banjir itu terjadi, barulah manusia itu akan merasa dirugikan, padahal hal yang membuat mereka rugi itu dikarenakan perbuatan mereka sendiri. Sadar tidak sadar, perbuatan membuang sampah yang hanya dilakukan oleh sekelompok orang akan berakibat kepada semua orang. Sungai atau pun saluran-saluran air yang semula lancar, namun setelah banyaknya kegiatan buruk yang dilakukan manusia maka aliran air tersebut pun menjadi terhambat dan menyebabkan banjir.
Hal buruk selain banjir yang disebabkan oleh kebiasaan manusia membuang sampah sembarangan adalah terjadinya pencemaran lingkungan akibat banyaknya tumpukan sampah yang ada dan tidak diolah dengan baik. Ketika manusia sering membuang sampah pada lahan-lahan terbuka dan lama-kelamaan sampah tersebut semakin lama semakin menumpuk maka hal tersebut dapat menimbulkan adanya pencemaran udara akibat bau dari sampah-sampah tersebut. Selain itu, adanya tumpukan sampah yang menggunung dan tidak diolah dengan baik, maka hal tersebut bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit-penyakit yang akhirnya pula merugikan kehidupan manusia yang tinggal atau pun hidup di lingkungan sekitar tumpukan sampah tersebut. Manusia seharusnya sadar untuk membuang sampah pada tempatnya ketika hal-hal tersebut telah terjadi.
Pada dasarnya penanganan sampah sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, yaitu tentang pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, dan recycle). Masyarakat diharuskan untuk melakukan pengumpulan sampah dan akan diangkut oleh penggiat program 3R atau petugas ke TPS. Untuk tercapai dan terlaksananuya program 3R ini harus saling mendukung dan saling membantu (Jurnal Farizah Hanum, 2018).
Pengelolaan sampah yang tepat adalah dengan menerapkan program 3R (reduce, reuse dan recycle). Reduce, yaitu mengurangi pemakaian yang dapat menghasilkan sampah. Reuse, yaitu menggunakan kembali sampah-sampah yang masih layak pakai dan memperbaikinya. Recycle, yaitu mengolah sampah ke dalam bentuk yang lain dan mendaur ulang. Sampah perlu dikelola dengan baik, pengelolaan sampah memiliki manajemen khusus dan harus saling bahu membahu antar masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus berpartisipasi dalam menangani sampah (Farizah Hanum, 2018).
Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan agar masyarakat dapat sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut meliputi memberikan sanksi yang dapat membuat jera untuk orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Sanksi yang dapat membuat orang-orang yang membuang sampah sembarangan itu jera sangat diperlukan sekali agar orang yang berniatan untuk membuang sampah pada tempatnya itu tidak jadi melakukan hal tersebut, Perlu diadakan suatu kampanye dan gerakan tentang “ayo hidup bersih” secara besar-besaran. Suatu gerakan atau kampanye perlu dilakukan agar masyarakat tergerak untuk melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan agar lingkungan menjadi bersih dan indah. Dari hal tersebut masyarakat mungkin akan menyadari apabila bersih itu indah. Kemudian Siapkan kantong sampah pribadi. Kantong sampah pribadi sangat dibutuhkan apabila kita sedang bepergian, terutama saat bepergian bersama keluarga ke tempat-tempat yang minim sekali akan tempat sampah. Ketika kita menyiapkan kantong sampah pribadi, maka kita tidak perlu repot-repot mencari-cari tempat sampah lagi, dan tentunya kita jadi tidak buang sampah sembarangan. Para pecinta alam yang sering melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang ia inginkan terutama ke alam terbuka juga sebaiknya membawa kantong sampah pribadi, agar tidak membuang sampah sembarangan ke alam.
Hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk meminimalisir adanya manusia-manusia yang membuang sampah sembarangan yaitu tanamkan rasa malu jika buang sampah sembarangan. Dengan menanamkan rasa malu pada anak jika masih membuang sampah sembarangan. Baik ada orang lain yang melihat atau pun tidak, kita harus tetap disiplin membuang sampah pada tempatnya. Jadi, semua anggota keluarga sahabat puan harus menerapkan aturan ini agar anak-anak bisa mencontoh dan memiliki kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Semakin banyak keluarga yang melakukan hal seperti ini, maka ke depan kita memiliki harapan bakal muncul para generasi yang cinta kebersihan dan cinta lingkungan. Kemudian kita juga dapat mengajarkan kepada anak-anak kecil, adik-adik kita yang belum memiliki kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan, kita harus menanamkan sifat-sifat yang baik yang mencintai lingkungan alam kita agar tetap lestari. Kita bisa mengajarkan mereka dengan membiasakan membuang sampah pada tempatnya saat di rumah, menertibkan diri sendiri untuk memungut sampah yang berserakan ketika di rumah dan membersihkan lingkungan sekitar rumah kita dari sampah-sampah yang ada.
Hal lain sebagai bentuk upaya agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan adalah dengan dibuatnya bank sampah. Cara mencegah pembuangan sampah di sungai adalah masyarakat bisa mendirikan Bank Sampah. Bank sampah sudah banyak dilakukan di Yogyakarta yang mana setiap warga yang sudah menjadi anggota bank tersebut harus menyetorkan sampah ke bank sampah tersebut. Nantinya sampah yang sudah dikumpulkan akan di daur ulang menjadi sesuatu yang lebih berguna. Bahkan ada beberapa UKM yang memanfaatkan sampah tersebut menjadi barang-barang yang lebih berguna seperti tas, dompet, dan masih banyak lagi lainnya. Jika setiap daerah menerapkan bank sampah ini nantinya volume sampah di sungai bisa dikurangi.( Neolaka, Amus. 2010)
Kesimpulan
Kebiasaan buruk manusia yang sering membuang sampah sembarangan sebaiknya untuk segera dikurangi bahkan dihilangkan. Kebiasaan buruk tersebut tanpa disadari akan menimbulkan akibat yang merugikan manusia, seperti akan mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti banjir dan dapat pula menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Kita harus menanamkan sejak dini dan membiasakan diri agar tidak membuang sampah sembarangan dan agar pandai dalam mengelola sampah untuk kelestarian dan keberlangsungan alam kita agar tetap terjaga dengan baik dan akan tetap asri. Jadi, kita harus memulai dari diri kita sendiri untuk giat dalam membuang sampah pada tempatnya.
Daftar pustaka
Azhar, M. Djahir Basyir, Alfitri.2015.Hubungan Pengetahuan dan Etika Lingkungan Dengan Sikap dan Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkungan. Jurnal ilmu lingkungan.vol 13 issue 1. ISSN 1829-8907
Soemarwoto Otto.1999.Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.S emarang: Cahaya Angkasa
Hanum, Farizah. Suhendrayatnab dan Muhammad Isya. 2018. Partisipasi Masyarakat Gampong Nusa terhadap Pengelolaan Sampah dengan Program 3R. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP). E-ISSN:2615-1340; P-ISSN: 2620-7567
Keraf Sonny.2012.Etika Lingkungan Hidup.Jakarta: Graferindo
Neolaka, Amus. 2010 . Kesadaran Lingkungan . Jakarta:Reneka cipta
Komentar
Posting Komentar