ETIKA DAN NILAI KEMANUSIAAN
ETIKA DAN NILAI KEMANUSIAAN
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok tentang Etika dan Nilai Kemanusiaan ini. Makalah kelompok ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sumber berupa media online ataupun media cetak yang sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Hermi Yanzi, S.Pd. M.Pd. dan Ibu Devi Sutrisno Putri, S.Pd. M.Pd, sebagai dosen penanggung jawab dan dosen pada mata kuliah Pendidikan Etika dan Nilai Kearifan Lokal.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Makalah ini disusun agar dapat memahami materi tentang Etika dan Nilai Kemanusiaan. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Etika dan nilai kemanusiaan sendiri merupakan dua hal yang ada didalam Pancasila, semua itu terkait dalam nilai norma yang menjadi aspek dalam suatu pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, dan sistematis. Oleh karena itu, semua itu tidak bias dijadikan sebagai pedoman dalam suatu tindakan melainkan nilai yang bersifat mendasar.
Etika merupakan ilmu yang mengarah kepada perbuatan manusia dalam menentukan benar atau salah sesuai akal pikiran serta berperan untuk nilai kemanusiaan, tentu saja dalam ruang lingkup orang-orang yang berpengaruh di dalamnya. sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijelaskan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, maupun keagamaan serta mengandung nilai kemanusiaan.
Setelah beberapa sistem yang berkembang baik itu berupa hukum, sosial, politik, dan juga ekonomi namun tidak juga menunjukan hasil, maka dapat diyakini bahwa kesalahan itu bukan berasal dari ilmu yang salah, melainkan dari etika dan nilai kemanusiaan orang-orang itu sendiri. Jadi intinya adalah, melemahnya etika dan nilai kemanusiaan seseorang harus diperbaiki dengan memperhatikan fakta yang bersifat kritis dan mengandung aspek moralitas
RUMUSAN MASALAH
Apakah penting mempelajari konsep dasar Etika untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan?
Mengapa terjadi urgensi etika?
Bagaimana cara mengatasi urgensi etika di zaman sekarang?
Bagaimana nilai kemanusiaan ditanamkan dalam kehidupan?
Apakah prinsip-prinsip etika dapat mengatur kehidupan manusia
Mengapa kita perlu mengimplementasikan etika dan nilai kemanusiaan dalam kehidupan?
TUJUAN
Mengetahui Konsep dasar etika dan nilai kemanusiaan.
Mengetahui urgensi atau permasalahan etika dan nilai kemanusiaan.
Mengetahui prinsip-prinsip etika dan nilai kemanusiaan.
Mengimplementasi etika dan nilai kemanusiaan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR ETIKA DAN NILAI KEMANUSIAAN
Konsep etika sebagai ilmu juga ditekankan dalam buku yang ditulis Aristoteles “Etika Nikomacheia” yang menyatakan istilah terminius techicus yaitu etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. dan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ditegaskan pula mengenai etika sebagai ilmu.
Menurut Ki Hajar Dewantara didefinisikan bahwa etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan.
Menurut A. Sonny Keraf (dalam Ruslan, 2011:33), etika dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu etika umum dan etika khusus. Pertama, etika umum yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori. Kedua adalah etika khusus yang merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidankan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya. Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut:
a. Etika Individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersihan hati nurani dan yang berakhlak luhur.
b. Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai sopan santun, tata karma dan saling menghormati, yaitu bagaimana saling berinteraksi yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara perseorangan dan langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya.
Nilai kemanusiaan
Nilai – nilai kemanusiaan merupakan nilai yang terkandung dalam badan Pancasila sila ke – 2 yang berbunyi “ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab “. Nilai – nilai kemanusiaan sendiri maksudnya adalah nilai yang dijalankan dengan penuh kesadaran secara pemikiran, sikap, dan perilaku dalam menegakan penghormatan terhadap hak – hak asasi manusia dan kemuliaanya yang sesuai terhadap nilai – nilai akidah dan moral yang berlaku pada masyarakat.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sederetan kata yang merupakan suatu frase, unsur inti sila tersebut adalah kata kemansiaan yang terdiri atas kata dasar manusia berimbuhan ke-an. Makna kata tersebut secara morfologis berarti “abstrak” atau “hal”. Jadi kemanusiaan berarti kesesuaian dengan hakikat manusia. Arti kemanusiaan dalam sila kedua mengandung makna : kesesuaian sifat – sifat dan keadaan negara dengan hakikat (abstrak) manusia. Isi arti sila – sila pancasila adalah suatu kesatuan bulat dan utuh. Oleh karena itu sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah dijiwa dan didasari oleh sila ‘ Ketuhanan yang Maha Esa ’, dan mendasari sila Persatuan Indonesia karena persatuan tersebut maka sila ‘ Kemausiaan yang adil dan beradab ’ senantiasa terkandung didalamnya keempat sila yang lainnya. Maka sila kedua tersebut : Kemanusiaan yang adil dan beradab yang Berketuhanan yang Maha Esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipmpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Maka sila kedua megandung cita–cita kemanusiaan yang lengkap yang bersumber pada hakikat manusia. Adapun makna sila ke dua antaralain :
- Mengembangkan sikap tenggang rasa
- Saling mencintai sesama manusia
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
- Tidak semena-mena terhadap orang lain
- Berani membela kebenaran dan keadilan
- Mampu melakukan yang baik demi kebenaran
- Menjaga kepercayaan orang
- Ramah dalam bermasyarakat
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.
Urgensi Etika dan Nilai Kemanusiaan
A. Pendidikan Kearifan Lokal untuk Mengatasi Urgensi Etika
Urgensi etika berkaitan dengan kepedulian dan tuntutan memperhatikan orang lain. Dengan berpegang pada etika, kehidupan manusia manjadi jauh lebih bermakna, jauh dari keinginan untuk melakukan pengrusakan dan kekacauan-kekacauan.
Urgensi etika terjadi karena urgensi pembelajaran yang terdapat gejala dekulturasi/pemudaran budaya lokal dalam berbagai bentuk. Arus penetrasi kebudayaan yang datang dari barat semakin gencar mewarnai sistem kehidupan sosialkultural masyarakat Indonesia. Di perparah lagi dengan adanya kecenderungan sebagian generasi muda bangsa yang berkiblat kepada kebudayaan barat tersebut. Keadaan akan tampak semakin konkrit ketika mencoba melihat atau mengikuti fenomena yang ada seperti maraknya pergaulan bebas, kasus narkoba dan sebagainya.
Di tengah era ini semakin menipisnya pemahaman lokal serta tradisi budaya yang ada, dengan pendidikan yang berbasis kearifan lokal maka seseorang bisa optimis dan membentuk jati diri yang membuat etika seseorang muncul dan nampak. Salah satu nilai yang dapat dijadikan pijakan yaitu pembangunan karakter anak melalui nilai-nilai kebaikan yang mengakar kuat sebagai sistem budaya. Pengembangan karakter harus diikuti dengan pengintegritasan jati diri yang berkaitan erat dengan jejaring kebudayaan bangsa.
Nilai-nilai kebudayaan lokal dapat digunakan untuk menyaring nilai-nilai baru yang bertentangan dengan kepribadian bangsa dan menjaga keharmonisan hubungan manusia. Selain itu, pendidikan yang berbasis kearifan lokal dapat menjadi benteng kokoh untuk menanggapi modernitas sehingga tidak kehilangan nilai-nilai tradisi lokal.
Nilai-nilai kearifan lokal meniscayakan fungsi yang strategis bagi pembentukan karakter dan identitas bangsa. Pendidikan yang menaruh peduli terhadap kearifan lokal akan bermuara pada munculnya sikap yang mandiri, inisiatif,santun dan kreatif. Dari pendidikan inilah terbentuk etika yang baik jika terjadi dekulturasi. Dengan adanya pendidikan kearifan lokal maka kita sebagai penerus bangsa harus mempunyai etika yang baik dan jangan sampai terjadi urgensi etika.
Etika bertugas:
- Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma yang dapat berlaku.
- Mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya. Norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.
- Mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara, dan agama untuk memberikan perintah yang harus ditaati.
- Memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semuanorma.
- Menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan siapa saja yang tidak mau diombang-ambing dengan norma yang ada.
B. Unsur Pokok dalam Etika
a. Kebebasan. Kebebasan adalah unsur pokok dan utama dalam wacana etika. Bersifat rasional ketika etika selalu mengandaikan kebebasan. Kebebasan adalah unsur hakiki etika. Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Mempunyai ragam yang banyak yaitu kebebasan jasmani rohani, kebebasan sosial, kebebasan psikologi, kebebasan moral.
b.Tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kemampuan individu untuk menjawab segala pertanyaan yang mungkin timbul dari tindakan. Tidak boleh mengelak, bila diminta penjelasan tentang perbuatannya.
c. Hati Nurani adalah penghayatan tentang nilai baik buruk berhubungan dengan situasi konkret. Nurani memerintahkan suatu tindakan menurut situasi, waktu, dan kondisi tertentu. Berhubungan dengan kesadaran. Kesanggupan manusia untuk mengenal dirinya sendiri dank arena itu berefleksi tentang dirinya. Hati nurani merupakan ungkapan dan norma yang bersifat subjektif.
d. Prinsip kesadaran moral adalah beberapa yang perlu diketahui untuk memosisikan tindakan individu dalam kerangka nilai moral tertentu. Ada tiga prinsip dalam kesadaran moral: prinsip sikap baik, keadilan dan hormat terhadap diri sendiri merupakan syarat pelaksanaan sikap baik, prinsip sikap baik menjadi dasar mengapa seseorang untuk bersikap adil dan hormat.
C. Etika dan Munculnya Nilai Kemanusiaan
Nilai adalah alat yang menunjukan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.
Nilai kemanusian mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan sebagai takaran manusia yang memiliki pribadi yang utuh dan berkaitan dengan konsep yang benar.
Nilai kemanusiaan berhubungan erat dengan harkat dan martabat. Nilai-nilai kemanusiaan mencerminkan suatu kedudukan manusia. Seseorang mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi menghendaki masyarakat memiliki sikap dan perilaku layaknya manusia. Sebaliknya dia tidak menyukai sikap dan perilaku yang merendahkan manusia lain.
Nilai budaya dalam hubungan dengan masyarakat adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan kepentingan anggota masyarakat, bukan nilai yang dianggap penting dalam satu anggota masyararakat sebagai individu.
Fokus dari nilai kemanusiaan terdapat pada sila yang kedua. Kemanusiaan yang dimaksud adalah kemanusiaan yang beradab, yang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan itu sendiri, yang dimanifestasikan dalam semangat saling menghargai, yang toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk kepentingan bersama. Dengan meng-implementasikan sila kedua ini diharapkan bahwa karut marut yang dialami bangsa saat ini seperti tidak adanya toleransi, konflik antar golongan, pengangguran, kemiskinan, mafia kasus, korupsi, diskriminasi dan kesenjangan sosial, tindakan kekerasan, baik secara vertikal maupun horizontal, dapat dieliminasi. Indonesia adalah negara luar biasa yang terbangun atas keberagaman, suku, agama, bahasa, budaya, dan hidup tersebar pada wilayah yang sangat luas. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen bersama untuk terus membentengi keberagaman itu untuk terbangunnya Indonesia yang maju dan sejahtera. Itulah makna dari sila persatuan Indonesia. Sesuai dengan tujuan negara yang diamanatkan dalam konstitusi, negara berkewajiban memberikan perlindungan bagi segenap tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya dengan semangat persatuan tersebut. Pemerintah harus memberikan perlakuan yang sama bagi seluruh warganya di manapun mereka berada, tanpa memandang apa latar belakang suku, budaya, maupun agamanya. Di pihak lain, warga negara dalam semangat kebersamaan melakukan tindakan yang tetap fokus dalam koridor NKRI untuk kebahagiaan dan kemajuan bersama. Semangat persatuan inilah yang harus terus dijaga agar NKRI tetap eksis, dan dapat menjadi kuat karena terbangun dari jalinan keberagaman yang harmonis.
Prinsip-prinsip etika dan nilai kemanusiaan
Ada enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu prinsip keindahan, prinsip persamaan, prinsip kebaikan, prinsip keadilan, prinsip kebebasan, dan prinsip kebenaran.
Dibawah ini adalah beberapa pengertian Prinsip Etika :
Prinsip Keindahan
Mendasari segala sesuatu dengan rasa senang terhadap keindahan dengan menunjukkan sesuatu yang indah dalam perilakunya.
Contoh : dalam berpakaian, berpenampilan, penataan ruangan.
Prinsip Persamaan
Persamaan terhadap hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.
Prinsip Kebaikan
Perilaku seseorang untuk selalu berusaha berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain.
Prinsip Keadilan
Prinsip yang mendasari seseorang untuk bertindak adil dan tidak mengambil sesuatu yang seharusnya menjadi hak orang lain.
Prinsip Kebebasan
Kebebasan setiap manusia yang mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri selama itu tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain dan harus diikuti dengan tanggung jawab.
Prinsip Kebenaran
Prinsip yang dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat dan bersifat logis/rasional. Semua prinsip yang telah diuraikan merupakan prasyaratan dasar dalam pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antar individu, individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran bagi setiap orang.
NILAI KEMANUSIAAN
Nilai-nilai kemanusiaan merupakan nilai yang terkandung dalam badan Pancasila sila ke-2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Nilai-nilai kemanusiaan sendiri maksudnya adalah nilai yang dijalankan dengan penuh kesadaran secara pemikiran, sikap, dan perilaku dalam menegakan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kemuliaannya yang sesuai terhadap nilai-nilai akidah dan moral yang berlaku pada masyarakat.
Dibawah ini adalah beberapa contoh Nilai Kemanusiaan:
Bersikap adil terhadap sesama.
Tidak bersikap semena-mena.
Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Mencintai, menghargai, serta menghormati terhadap sesama manusia.
Implementasi etika dan nilai kemanusiaan
Arti implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pelaksanaan/pencapaian. Secara umum arti implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun secara cermat dan matang. Arti etika menurut DR. James J. Spillane SJ adalah mempertimbangkan atau memerhatikan suatu tingkah laku manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral.
Etika lebih mengarah ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya. Maka dari hal tersebut pengertian implementasi etika adalah suatu tindakan atau pelaksanaan etika yang telah dipelajari dan dicermati secara matang yang diterapkan dalam kehidupan.
Manusia dalam kehidupannya selalu berkaitan dengan nilai. Manusia senantiasa dinilai dan menilai. Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya,”keberhargaan” (worth) atau kebaikan (goodness). Di samping itu juga menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Suatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Arti nilai kemanusiaan sendiri adalah kesadaran akan sikap atau perilaku sesuai dengan nilai moral dan penghormatan HAM.
Implementasi etika diperlukan ketika kita berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari agar ketika kita berinteraksi dengan orang lain tidak mengurangi nilai kesopanan terhadap lawan interaksi tersebut. Sebagai contoh adalah implementasi ketika kita berkomunikasi. Etika dalam berkomunikasi dapat dilihat dari seseorang berkomunikasi. Kita tentu akan lebih menghargai orang yang berbicara dengan sopan daripada orang yang berbicara dengan kasar atau tidak sopan. Seorang komunikan akan ragu untuk terbuka dengan orang yang memiliki kredibilitas yang rendah dan penyampaian pesan yang tidak valid juga akan menyulitkan seorang komunikan dalam menangkap pesan. Maka dari itu kita perlu mengetahui dan menerapkan etika apa saja yang perlu kita penuhi sebelum berkomunikasi. Ada beberapa hal pokok yang perlu dilakukan dan perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam berkomunikasi, yaitu :
Fokus pada lawan bicara
Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang disampaikan komunikator berjalan lebih efektif.
Fokus pada masalah
Saat berkomunikasi kita harus fokus pada permasalahan apa yang akan kita bicarakan sehingga komunikasi yang kita lakukan efisien dan tidak melenceng dari apa yanf hendak kita bicarakan.
Jangan menimpali pembicaraan
Komunikasi yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana perkataan darei komunikator dan menghargai apa yang dikatakannya serta tidak menimpali atau menyela perkataannya sebelum selesai.
Saling menghargai
Ketika berkomunikasi kita perlu menjaga etika dengan menghargai setuiapo ucapan lawan bicara kita dengan menyimak dan mendengarkan apa yang dikatakannya, dengan demikian rasa penghargaan akan timbul pada orang yang kita hargai tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa etika dan nilai kemanusiaan merupakan dua hal yang saling berkaitan yang mengandung unsur kebebasan, bertanggung jawab, menggunakan hati nurani dan mengandung nilai norma yang didasari norma-norma baik secara moral, hukum, sosial, keagamaan, maupun kebudayaan. Nilai etika dan kemanusiaan juga didasari oleh nilai pancasila didalamnya yang menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara.
SARAN
Seharusnya etika, dan nilai kemanusiaan senantiasa harus diterapkan sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang ada dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sehingga terwujudnya perilaku yang sesuai hokum, norma, adat, budaya, karakter serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Daftar pustaka
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 02 November 2014. Nadlir (Dosen PGMI UIN Sunan Ampel)
Akhsan Sukroni, Jurnal : Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal dalam http://www.unmabanten.ac.id(index.php/kumpulan-artikel-opini/140-pendidikan-karakter-berbasis-kearifan-lokal (akses pada 17 oktober 2014)
Khasan Ubaidilah, Jurnal : Integrasi Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter, dalam http://qudsiyyah.com/2013/12/Integrasi-Kearifan-Lokal-dalam-Pendidikan-Karakter/ (akses pada 17 oktober 2014)
Oetama, Jakob. 2010.Rindu Pancasila. Jakarta:PT Kompas Media Nusantara
Mufid, Muhammad.2009.Etika dan Filsafat Komunikasi.Kencana
Salam, Burhanuddin. Etika Sosial Asas Moral dalam Kehidupan Manusia. Bhineka Cipta
Rukiyati. 2013. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press
Kaelan.1999.Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta : Paradigma.
Adeney, Bernard. Etika Sosial Lintas Budaya. Pustaka teologi
Salam Burhanuddin, 2000, Buku: Etika Individual:Pola Dasar Filsafat Moral, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar